Resume Paper
Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Penyesuaian Diri pada Mahasiswa (Pemuda)
Erwingea_pendfis16’_fsmuksw
Fase kehidupan manusia terdiri
dari pertumbuhan, perkembangan, dan penyesuaian diri. Kita tentu sudah
mengetahui masing-masing arti harafiah dari pertumbuhan, perkembangan, dan
penyesuaian diri itu sendiri. Kategori pertumbuhan, perkembangan, dan
penyesuaian diri di sini bisa dikategorikan dalam tiga rentang yaitu sekolah
dasar (anak-anak), sekolah menengah (remaja), dan mahasiswa (pemuda). Dalam hal
ini akan dibahas pertumbuhan, perkembangan, dan penyesuaian diri pada usia
pemuda (mahasiswa).
Usia pemuda adalah waktu hidup
dari masa remaja ke masa dewasa. Dalam usia ini, individu yang telah
dikategorikan menjadi pemuda diharapkan menjadi generasi yang mampu memiliki
kemampuan berfikir kritis, inovatif, dan kreatif. Masa usia pemuda adalah masa
yang produktif untuk individu banyak menuangkan ide kreatif nya demi kemajuan
suatu hal. Karena hal itu pula, pemuda menjadi harapan bagi masyarakat untuk
menjadi agen perubahan (agent of change)
bagi kemajuan lingkungan di mana dia berada, bangsa, dan negara.
Lalu, siapa yang dikategorikan
menjadi pemuda? Menurut Undang-Undang Kepemudaan RI No. 40 Tahun 2009, usia
yang digolongkan menjadi pemuda adalah rentang usia 15-30 tahun. Hal ini tentu
saja menimbulkan keanehan, karena stereotip masyarakat tentang pemuda tentu
saja adalah individu yang masih muda secara rupa dan aktif melakukan berbagaif
hal. Namun kita bisa berkaca dari negara maju seperti Korea dan Jepang. Usia 25
tahun ke atas, mereka menjadikan usia itu menjadi usia produktif untuk berkarya
dan bekerja. Dilihat dari banyaknya masyarakat di sana yang belum mengambil
keputusan belum menikah, namun masih aktif untuk bekerja. Berbeda dengan di
Indonesia, dalam rentang usia 25-30 tahun mungkin sudah dianggap aneh jika
masih dikategorikan pemuda. Karena dalam rentang usia tersebut, masyarakat
Indonesia menganggap tabu jika belum memutuskan untuk menikah di usai tersebut.
Setelah banyak dibahas tentang
siapa itu pemuda, selanjutnya kita akan bahas tentanng pertumbuhan,
perkembangan, dan penyesuaian diri usia pemuda. Pertumbuhan sendiri lebih
mengarah kepada hal yang kuantitatif (bisa diukur). Seperti tinggi badan
individu. Pertumbuhan yang dialami oleh pemuda antara lain : pertama, tinggi
badan yang sudah mencapai batas optimal. Di mana tinggi badan sudah sulit untuk
bertambah dikarenakan hormon pertumbuhan pada usia pemuda sudah mencapai batas
optimalnya. Kedua, pertumbuhan yang dialami pemuda yaitu keadaan badan dan
anggota tubuh menjadi berimbang. Hal ini dilihat dari semakin simetris nya
wajah pemuda dan sudah menunjukkan rupa sebagai orang yang dewasa. Pada wanita,
antara pinggul dan bahu ukurannya sudah mencapai keseimbangan juga. Ketiga,
organ reproduksi telah berkembang dengan sempurna. Dalam hal ini, organ
reproduksi pada usia pemuda sudah siap untuk menghasilkan keturunan.
Selanjutnya masuk ke
perkembangan. Perkembangan pada usia pemuda mencakup perkembangan emosi,
intelek, moral, dan karir. Perkembangan emosi pada usia pemuda mencakup
kemandirian emosional. Hal ini berarti pemuda telah mampu untuk mengelola
emosinya sendiri tanpa melibatkan dorongan moril orang sekitar, sepeti orang
tua dan teman. Namun tentu saja pengelolaan kemandirian emosional ini ada
batasnya. Tidak selalu pemuda mampu mengelola semua emosi dalam dirinya seorang
diri, namun tetap ada dukungan orang sekitar. Namun tidak sebanyak kebergantungan
usia anak-anak dan remaja yang masih selalu mengandalkan orangtua dan teman.
Perkembangan intelek yang pertama adalah seorang pemuda telah mampu
mengembangkan konsep yang diperlukan sebagai warga negara dan wawasan
keagamaan. Seorang pemuda harus mampu menerapkan berbagai teori tentang menjadi
warga negara yang baik yang mungkin telah banyak diterimanya dulu di bangku
sekolah dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Seorang pemuda
seharusnya malu jika masih melakukan pelanggaran lalu lintas. Seorang pemuda
seharusnya sudah mampu menjiwai berbagai nilai yang telah diterimanya dan harus
dilakukan dengan baik dan benar di lingkungannya. Nilai agama sendiri pasti
mengajarkan berbagai kebaikan yang harus dilakukan seorang individu. Sebagai
pemuda yang baik, seharusnya nilai-nilai agama tersebut sudah tertanam dan
dilakukan dengan sungguh-sungguh. Seperti rajin ibadah, tidak melakukan hal
yang melanggar norma, dan aktif dalam kegiatan yang membawa dampak positif bagi
lingkungan sekitar.
Perkembangan intelek yang
dialami pemuda selanjutnya adalah kualitas berpikir yang semakin luas dan
mendalam. Hal ini dibuktikan dari banyaknya pemikiran-pemikiran kritis dari
pemuda yang telah banyak membawa perubahan di Indonesia. Kualitas berpikir ini
bisa ditingkatkan dengan banyak membaca buku, aktif berorganisasi, dan aktif
melakukan interaksi sosial di lingkungan sekitar. Kualitas berpikir ini berguna
nanti jika seorang pemuda telah memasuki dunia kerja. Terakhir yaitu sadar akan
penggunaan ilmu di masa depan. Seorang pemuda seharusnya tidak menyia-nyiakan
ilmu yang telah dia dapatkan selama ini, namun ilmu yang dia dapat harus terus
dikembangkan demi mendapatkan pekerjaan dan karir yang baik ke depannya.
Perkembangan moral yang
dialami pemuda yaitu sadar akan keberadaan diri di mana telah diperolehnya
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku di
lingkungan dia berada. Adanya tanggungjawab yang diemban pemuda tentu lebih
besar dari tanggungjawab yang dia peroleh saat masih anak-anak dan remaja di
mana seorang pemuda sudah harus lebih mandiri dan berani berada di lingkungan
yang baru (merantau) untuk menempuh pendidikan dan bekerja. Hal ini tentu
bermuara ke tujuan pernikahan. Seorang pemuda tentu jangan berpikir main-main
tentang pernikahan. Pernikahan adalah hal yang sakral dan tentunya harus
memiliki persiapan yang matang untuk melakukan hal ini. Menempuh pendidikan
tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang baik adalah bagian dari pemikiran pemuda
yang positif sebagai persiapannya untuk menempuh jenjang pernikahan.
Ketiga, perkembangan karir.
Sebagai seorang pemuda, tentu ingin mendapatakan masa depan yang cerah. Hal ini
dilakukan dengan cara terus menggali dan memanfaatkan ilmu yang diperoleh
sampai masa kuliah untuk mencapai keunggulan dan perbaikan karir di masa depan.
Dalam kehidupan sehari-hari
sebagai makhluk sosial pemuda diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya baik itu dari segi psikis maupun fisik. Ada banyak
penyesuaian yang muncul ketika pemuda berada di lingkungan masyarakat seperti
penyesuaian pendidikan, penyesuaian lingkungan baru, penyesuaian perkerjaan,
penyesuaian hubungan dengan lawan jenis, penyesuaian image. Pertama,
penyesuaian pendidikan. Penyesuaian pendidikan berkaitan dengan ketika pemuda
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan memilih jurusan sesuai bakat
dan minatnya. Kedua, penyesuaian lingkungan. Penyesuaian lingkungan ini identik
ketika seorang pemuda merantau ke daerah baru, tentu dalam daerah tersebut
berbeda dengan daerah asalnya. Maka dari itu pemuda harus mampu menyesuaiakan
diri dengan lingkungan. Ketiga, penyesuaian pekerjaan. Penyesuaian pekerjaan
ketika mahasiswa/pemuda memilih
pekerjaan sesuai bakat dan minatnya untuk perencanaan karier yang sukses dimasa
depan. Keempat, penyesuaian hubungan dengan lawan jenis. Penyesuaian hubungan
dengan lawan jenis lebih mengarah pada keseriusan pemuda dalam menentukan pasangan hidup dimasa depan, berbeda dengan
usia remaja yang main-main dalam hal hubungan. Kelima penyesuaian image. Penyesuaian
image ini ketika pemuda berada di lingkungan masyarakat dimana pemuda dianggap
sebagai kaum terpelajar yang menjadi panutan bagi masyarakat. Oleh karena itu
pemuda harus menjaga image dengan menyesuaikan apa yang menjadi tanggung
jawabnya sebagai pemuda di lingkungan masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari
terdapat banyak dampak pertumbuhan dan perkembangan pemuda seperti mahasiswa
lebih terbuka terhadap perbedaan yang beragam dalam masyarakat, keseriusan
dalam pencapaian karier dimasa depan dan lebih mandiri dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
Dalam pertumbuhan dan
perkembangan tentu diperlukan figur pendidik yang dapat menjadi inspirasi untuk
pemuda seperti figur dosen yang berperan dalam pembentukan karakter saat
mahasiswa/pemuda belajar dikampus. Peran dosen dalam mendidik mahasiswa yang
diharapkan yaitu bukan cuma mengajar tetapi memberi cerminan yang berkaitan
dengan nilai luhur seperti kejujuran, tanggunga jawab, dan kedisiplinan.
Dari semua yang telah
diuraikan, diharapkan pertumbuhan, perkembangan, dan penyesuaian diri yang
dialami pemuda bisa membawa dampak yang baik bagi lingkungan sekitar. Mengingat
pemuda menjadi sosok yang diharapkan membawa perubahan bagi lingkungan, bangsa,
dan negara.
Karya :
Oleh
: Edward Ricard Pasedan (192016006),
Bella
Meliani Randongkir (192017008),
Listra Winda Bhitinia (192017601)
Dipublish oleh
Erwin Gea,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar