TEAM TEACHING
PENGERTIAN
TEAM TEACHING
Dalam
hal ini, strategi pengajaran dengan metode Team Teaching (TC) tampaknya bisa dijadikan sebagai alternatif
untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan khususnya bagi para pendidik/guru. Team Teaching merupakan salah satu
bentuk strategi pembelajaran yang melibatkan dua orang guru atau lebih dalam
proses pembelajaran siswa, dengan pembagian peran dan tanggung jawab secara
jelas dan seimbang. Melalui strategi Team Teaching, diharapkan antar mitra
dapat bekerja sama dan saling melengkapi dalam mengelola proses pembelajaran.
Setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran dapat diatasi secara
bersama-sama.
KONSEP DASAR TEAM TEACHING
Dewasa
ini, seiring dengan semakin modernnya sistem pendidikan dan tuntutan yang
semakin berkembang, tak jarang sekolah-sekolah yang masih menggunakan strategi
pembelajaran konvensional dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Dalam
proses pembelajaran dengan strategi konvensional ini, proses pembelajaran
dilakukan secara soliter, artinya proses pembelajaran yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi pembelajaran siswa dilakukan
oleh satu orang guru.
Padahal
sebenarnya, sekarang ini kurikulum pendidikan di Indonesia sudah makin
berkembang. Telah banyak tuntutan-tuntutan yang ditujukan kepada guru. Saat
ini, guru dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menentukan/ memilih
metode pembelajaran yang digunakan, yang tentunya harus disesuaikan dengan
materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Selain itu, guru di era
sekarang juga dituntut untuk lebih mengenal setiap individu dari diri siswa.
Dan melihat ratio antara jumlah guru dan siswa yang tidak seimbang, tentu
seorang guru tidak mungkin bisa menangani jumlah siswa yang banyak itu. Satu
hal yang juga penting, bahwa yang namanya guru bukan berarti orang yang tahu
akan segala hal. Dalam hal ini, setiap manusia tentulah memiliki kekurangan
pengetahuan. Ini menunjukkan bahwa gurupun membutuhkan sosok lain yang bisa
diajak kerja sama dalam menghadapi segala kesulitan yang ada pada saat
melaksanakan proses pembelajaran.
Jika
melihat beberapa masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan khusunya di Indonesia, dalam hal ini
pihak sekolah dan guru-guru dituntut daya kreatifitasnya dalam memilih strategi
yang tepat agar segala tuntutan yang ditujukan terhadap guru khususnya itu
dapat terpenuhi dengan maksimal. Dan tampaknya strategi Team Teaching merupakan
cara tepat.
Team
Teaching merupakan strategi pembelajaran yang kegiatan proses pembelajarannya
dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung
jawabnya masing-masing. Definisi ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh
Martiningsih (2007) bahwa “Metode pembelajaran team teaching adalah suatu
metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing
mempunyai tugas''.
Lebih
lanjut oleh Ahmadi dan Prasetya (2005) menyatakan bahwa ''Team teaching (pengajaran
beregu) adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang''.
Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar
beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang
sama pula. Para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara
bergilir dengan metode ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.
JENIS STRATEGI TEAM TEACHING
Beberapa
jenis dari strategi Team Teaching oleh Soewalni S (2007), yaitu ;
- Semi Team Teaching :
Semi
Team Teaching adalah pembuatan rencana bersama, mengajar sendiri-sendiri.
Tipe
1 = sejumlah guru mengajar mata pelajaran yang sama di kelas yang berbeda.
Perencanaan materi dan metode disepakati bersama.
Tipe
2a = satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru secara bergantian dengan
pembagian tugas, materi dan evaluasi oleh guru masing-masing.
Tipe
2b = satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa
secara berkelompok.
Tipe
3 = satu tim terdiri dari dua orang guru atau lebih, waktu kelas sama,
pembelajaran mata pelajaran / materi tertentu. Perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi secara bersama dan sepakat.
Macam-macam
variasi semi team teaching
Variasi
1
Kelas
1
Kelas 2
Kelas 3
Guru
1
Guru 2
Guru 3
Variasi
2
Kelas
A
Kelompok
1
Kelompok 2
Kelompok 3
Guru
1
Guru 2
Guru 3
Variasi
3
Kelas
A
Topik
a
Topik b
Topik c
Guru
1
Guru 2
Guru 3
2. Team Teaching Penuh
Adalah
satu tim mengajar disatu kelas dalam waktu yang sama.
Adapun
variasi Team Teaching Penuh menurut Soewalni S (2007) ialah :
>>>Pelaksanaan bersama, seorang guru sebagai penyaji atau menyampaikan informasi,
seorang guru membimbing diskusi kelompok atau membimbing latihan individual.
>>>Anggota tim secara bergantian menyajikan topik/materi. Diskusi / tanya jawab
dibimbing secara bersama dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim.
>>>Seorang guru (senior) menyajikan langkah latihan, observasi, praktek dan
informasi seperlunya. Kelas dibagi dalam kelompok, setiap kelompok dipandu
seorang guru (tutor, fasilitator, mediator). Akhir pembelajaran masing-masing kelompok
menyajikan laporan (lisan/tertulis) dan ditanggapi bersama serta disimpulkan
bersama.
Macam-macam
variasi team teaching penuh
Variasi
1
Kelas
A
Guru
1
Guru 2
(Mengajar)
(Peragaan/contoh)
Variasi
2
Kelas
B
Topik
1
Topik
2
Topik 3
Guru
1
Guru
2
Guru 3
Variasi
3
Kelas
C
Guru
1 mengajar
Pendalaman
materi/praktikum
Kelompok
1
Kelompok
2
Kelompok 3
Guru
1
Guru 2
Guru 3
TAHAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI TEAM TEACHING
Tahap Awal
Perencanaan Pembelajaran Disusun secara Bersama
Perencanaan
pembelajaran atau yang saat ini lebih populer dengan istilah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus disusun secara bersama-sama oleh setiap
guru yang tergabung dalam Team Teaching. Agar setiap guru yang tergabung dalam
team teaching memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut, mulai dari standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator yang harus diraih oleh siswa dari proses
pembelajaran, sampai kepada sistem penilaian hasil evaluasi siswa.
Metode Pembelajaran Disusun Bersama
Selain
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus disusun bersama oleh team,
metode yang akan digunakan oleh mereka dalam proses pembelajaran Team Teaching
pun harus direncanakan bersama-sama oleh anggota Team Teaching. Perencanaan
metode secara bersama ini dilakukan agar setiap guru Team Teaching mengetahui
alur proses pembelajaran dan tidak kehilangan arah pembelajaran.
Partner Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran
Guru
sebagai partner dalam Team Teaching bukan hanya harus mengetahui tema dari
materi yang akan disampaikan kepada siswa saja, lebih jauh dari itu, mereka
juga harus sama-sama mengetahui dan memahami isi dari materi pelajaran tersebut.
Hal ini agar keduanya bisa saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada di
dalam diri masing-masing. Terutama ini dapat dirasakan manfaatnya dalam
penyampaian materi pada siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa atas
penjelasan guru.
Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas
Dalam
Team Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing guru harus
dibicarakan secara jelas ketika merencanakan proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan, agar ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas,
mereka tahu peran dan tugasnya masing-masing. Tidak ada lagi yang namanya
ketidakjelasan peran dan tanggung jawab dalam hal ini.
Tahap Inti
1. Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu
orang sebagai pengawas dan pembantu team.
2. Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam
hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang
ada.
Tahap Evaluasi
1. Evaluasi Guru
Evaluasi
guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner team setelah jam
pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing-masing partner dengan cara
memberi kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya. Dalam hal ini setiap guru yang diberi saran harus
menerima dengan baik saran-saran tersebut, karena hakekatnya itulah kelebihan
dari team teaching. Setiap guru harus merasa bahwa mereka banyak mengalami
kekurangan dalam diri mereka, tidak merasa diri paling benar dan paling pintar.
Evaluasi ini dilakukan di luar ruang kelas, ini dilakukan untuk menjaga image
masing-masing guru dihadapan siswa.
2. Evaluasi Siswa
Evaluasi
siswa dalam hal ini mencakup pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode
evaluasi, yang semuanya dilakukan secara bersama-sama oleh guru Team Teaching.
Atas kesepakatan bersama guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan
diberikan kepada siswa, disini guru Team Teaching harus secara bersama-sama
menentukan bentuk soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan
ganda, uraian, atau kombinasi antara keduanya.
Satu
hal yang tak kalah pentingnya adalah dalam evaluasi siswa, guru juga diharuskan
merencanakan metode evaluasi. Perencanaan metode evaluasi siswa ini di dalamnya
mencakup pembagian peran dan tanggung jawab setiap guru Team Teaching dalam
pelaksanaan evaluasi, serta pembagian pos-pos pengawasan.
METODE MENGAJAR BEREGU ( TEAM TEACHING METHOD )
Metode
mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu
orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik
ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal,
kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung
berhadapan dengan team pendidik tersebut [1].
Tem
Teaching bermanfaat untuk memberikan pelayanan pengajaran yang variatif pada
siswa. Sistem ini dilakukan dengan cara menugaskan kedua guru untuk mengajar satu
bidang studi pada siswa dalam satu kelas [2].
Team
Teaching adalah upaya peningkatan prestasi hasil belajar peserta didik [3]. Idealnya Team
Teaching adalah beberapa orang guru yang sewaktu-waktu dapat membantu guru
lain yang berhalangan untuk memberi-kan materi sebagai bahan pembelajaran
kepada siswa-siswi. Guru tersebut harus bisa menguasai atau mengetahui bidang
ilmu selain yang biasa diajarkannya, misalnya seorang guru fisika bisa
mengajarkan mata pelajaran matematika (Erwingea).
Pendamping dapat berperan sebagai salah satu anggota team teaching, sebagai
pengamat atau sebagai model/peraga [5].
Beberapa
hambatan dengan metode ini Team Teaching antara lain :
- Kebanyakan permasalahan ” dunia
nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan, untuk itu
disarankan mengajar dengan cara melatih dan memfasilitasi peserta didik
dalam menghadapi masalah.
- Mengajar dengan metode Team Teaching memerlukan banyak waktu
yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
- Banyak orang tua peserta didik
yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru khusunya metode Team Teaching.
- Banyak instruktur merasa nyaman
dengan kelas tradisional , dimana instruktur memegang peran utama di
kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur
yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
Untuk
itu disarankan menggunakan Team Teaching dalam proses pembelajaran, dan akan
lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh
perubahan lay out ruang kelas, seperti : traditional class (teori), discussion
group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat
mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar
menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman… artinya belajar
tidak harus di dalam ruang kelas [6].
JURUS JITU TEAM TEACHING
Perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan (TIK) telah mengantarkan lembaga pendidikan (sekolah)
pada dua pilihan, lebih berkualitas atau terburuk. Sekolah yang bisa memainkan
perkembangan IPTEK yang didukung oleh sarana prasarana memadai, maka akan lebih
bisa berkualitas, sebaliknya sekolah yang kurang bisa atau tidak bisa memainkan
IPTEK yang tidak pula didukung oleh sarana prasarana memadai, maka bisa
terburuk.
Hal
ini terlihat bagaimana sekolah yang berada dipedalaman yang tidak dilengkapi
dengan sarana prasarana, tenaga pendidik yang terbatas, ruangan kelas yang
kurang, dana pas-pasan, jelas bahwa masa depan dan kualitas pendidikannya masih
rendah. Sedangkan sekarang sudah banyak sekolah-sekolah unggulan dan sekolah
bertaraf internasional, walaupun sekolah-sekolah ini juga masih diragukan
kualitasnya.Tetapi,
jangan pesimistis bagi sekolah yang kurang ruangan kelasnya, kurang tenaga
pengajarnya, dan minim dananya untuk bisa bersaing dan meningkatkan kualitas
siswa. Satu strategi bisa dilakukan sebagai solusi dalam menanggulangi
masalah-malasah yang dihadapi, yaitu strategi Team Teaching.
Team Teaching adalah strategi pembelajaran yang kegiatan proses pembelajarannya
dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung
jawabnya masing-masing yang dilakukan dalam satu kelas dalam satu materi dan
waktu yang bersamaan.
Rumus
: Satu rombongan siswa, satu kelas bisa 20-50 siswa, dengan dua orang guru
(pemateri dan pendamping). Tugas keduanya membuat Rancangan Perencanaan
Pembelajaran (RPP), melaksanakan bersama RPP di kelas, dan melakukan evaluasi.
Keuntungan
dari Team Teaching adalah dapat menyeratakan kemampuan siswa dalam menyerap
materi, menjadikan siswa dan guru sebagai mitra, mudah dalam memonitoring
kemampuan siswa dan pengondisian siswa.
Selain
itu, penggunaan waktu dan ruang belajar yang maksimal. Yang biasanya dipakai
4-8 jam pelajaran dalam dua kelas, bisa dilakukan dua jam dalam satu kelas,
bisa menekan biaya sekolah, yang biasanya membayar dua guru dalam 4-8 jam
pelajaran, sekolah hanya bayar dua guru dalam dua jam pelajaran, serta lebih
mudah dalam melakukan evaluasi, baik evaluasi siswa maupun antarguru dalam team
teaching.
Strategi
ini walau tidah mudah, tetapi mampu menghasilkan out put siswa yang signifikan,
dan bisa dijadikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa bagi sekolah
yang masih mempunyai banyak kekurangan, baik kekurangan sarana maupun
finansial.
TEAM TEACHING SEBAGAI IMPLEMENTASI PENERAPAN LESSON
STUDY
Upaya
untuk mengoptimalkan pembelajaran, merupakan tugas dan tanggung jawab yang
pokok bagi seorang guru. Tuntutan untuk meningkatkan profesionalisme bagi guru
bukan saja sekedar memenuhi amanat perundang-undangan tetapi merupakan bagian yang
terpenting dalam mengembangkan idealisme dan profesionalisme. Ada atau tidak
adanya undang-undang yang mengatur tentang kinerja, seyogianya guru tetap
berusaha meningkatkan kinerjanya sebagai tanggung jawab moral, tidak saja di
depan Mahkamah Tuhan, tetapi juga dipertanggungjawaban dihadapan manusia yang
telah meletakkan harapan dipundaknya.
Salah
satu bukti bahwa guru berorientasi pada peningkatan kinerja adalah dengan
senantiasa mencari solusi bagi persoalan pembelajaran. Upaya-upaya mengkaji dan
menemukan model, strategi dan pendekatan pembelajaran, menjadi sebuah
keharusan, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang senantiasa
diwarnai dinamika dan perubahan. Tentu saja tidak semua guru memiliki kemampuan
untuk menemukan sesuatu yang baru atau membuat inovasi dalam pembelajaran,
namun paling tidak ia berupaya untuk mencoba mengimplementasikan model-model
baru yang tentu saja telah melalui berbagai kajian dan telah dibuktikan
keunggulannya.
Seiring
dengan berkembangnya sistem pendidikan dan besarnya tuntutan terhadap
peningkatan mutu pembelajaran, tidak sedikit guru yang masih betah menggunakan
strategi pembelajaran konvensional dalam melaksanakan proses pembelajarannya.
Hal ini bisa dilihat ketika proses pembelajaran masih dilakukan secara soliter
(individual). Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan bahkan sampai kepada
evaluasi, hanya dilakukan oleh dirinya sendiri. Sehingga strategi konvensional
itu kerap masih dominan dilakukan. Padahal, dalam konteks kurikulum pendidikan
di Indonesia kini yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke tingkat pendidikan berbasis Karakter (K-13),
tuntutan untuk lebih inovatif dan kreatif menjadi bagian yang tak terpisahkan
dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Di
lain pihak, kondisi siswa yang heterogen merupakan faktor yang mempengaruhi
pembelajaran, ditambah lagi dengan persoalan ratio antara jumlah guru dan siswa
yang tidak seimbang, mengakibatkan guru tidak mungkin bisa menangani siswa
secara intensif. Apalagi guru bukanlah orang yang serba tahu tentang segala hal
dan guru, sebagai manusia, tak luput dari kekurangan. Untuk itulah ia
membutuhkan sosok lain yang bisa diajak kerja sama dalam menghadapi berbagai
persoalan yang menyangkut peningkatan mutu pembelajaran.
Dewasa
ini, telah dikembangkan salah satu straregi untuk mengatasi persoalan di atas,
yaitu dengan istilah Team Teaching (pengajaran beregu). Team Teaching merupakan
strategi pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian
peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Ahmadi dan Prasetya (2005)
menyatakan bahwa Team teaching adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan
bersama oleh beberapa orang.
Tim
pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar
beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang
sama pula. Para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara
bergilir dengan metode ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.
Keunggulan Team Teaching
Strategi
pembelajaran Team Teaching dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi
permasalahan yang menyangkut pembelajaran. Keunggulan dari penerapan Team
Teaching diantaranya adalah sebagai berikut :
- Team Teaching, diharapkan dapat
membangun budaya kemitraan yang positif diantara guru sehingga terjalin
kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih
baik.
- Team-teaching dapat lebih mematangkan
kegiatan perencanaan dan persiapan mengajar. Dua orang guru atau lebih
bisa saling berdiskusi untuk menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga
dapat mengantisipasi berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran.
- Team-teaching dapat menjamin pengawasan
pembelajaran secara efektif. Dengan melibatkan lebih dari satu orang guru
di dalam satu kelas, maka masing-masing siswa bisa mendapatkan perhatian
yang cukup dalam memahami pelajaran yang diberikan. Hal ini membuat guru
semakin peka terhadap situasi-situasi faktual di kelas.
- Team-teaching dapat menjalin
komunikasi yang intensif antar guru. Apabila team-teaching ini terdiri
guru senior dan pemula, maka guru yang berpengalaman (senior) dapat
membagi pengalamannya kepada guru pemula dan masing-masing juga saling
melengkapi kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak langsung
bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi guru pemula yang baru
dalam menjalankan tugasnya.
- Team Teaching dapat menjadi
alternatif untuk memenuhi beban mengajar 24 jam dalam satu minggu,
sebagaimana tuntutan yang terdapat dalam PP no 74 tahun 2008 Bab IV pasal
52 ayat 2 tentang Beban Kerja guru, terutama bagi sekolah yang memiliki
ratio jumlah guru dengan siswanya yang tidak seimbang.
Tentu
saja Team Teaching selain memiliki keunggulan-keunggulan diatas, pada dasarnya
merupakan upaya untuk meningktakan mutu pembelajaran dan menciptakan budaya
sekolah yang kondusif bagi pengembangan semua aspek yang terkait dengan mutu
pendidikan.
Pola dan Langkah-Langkah Pelaksanaan Team Teaching
Pelaksanaan Team Teaching dapat dilakukan melalui berberapa pola
antara lain:
- Beberapa guru mengajarkan mata
pelajaran sama, di kelas berbeda-beda. Dalam proses perencanaan , materi,
bahan ajar, atau hand out dapat disusun bersama-sama, walau penyajian dan
evaluasi dilakukan masing-masing
- Setiap guru melakukan
perencanaan, menentukan materi, penyajian, dan evaluasi masing-masing,
tetapi pada saat evaluasi dilaksanakan secara bersama-sama.
- Satu mata pelajaran dapat
diajarkan oleh lebih dari seorang guru secara bersama-sama, mulai
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran,
seorang guru sebagai penyaji atau menyampaikan informasi, guru yang lain
membantu menyiapkan media pembelajaran, membimbing diskusi kelompok atau
membimbing latihan individual. Anggota team teaching dapat pula secara
bergantian menyajikan topik atau materi. Diskusi dan tanya jawab dibimbing
secara bersama dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim.
Adapun langkah pelaksanaannya sebagai berikut :
Menyusun Perencanaan Pembelajaran secara Bersama, sehingga setiap guru yang
tergabung dalam team teaching memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi
perencanaan itu dan sistem evaluasi yang akan dilakukan.
Menyusun metode pembelajaran secara bersama, sehingga diharapkan setiap anggota
tim mengetahui alur proses pembelajaran dan mengetahui tujuan serta arah
pembelajaran.
Membedah dan mendiskusikan materi dan isi pembelajaran yang akan
diberikan kepada siswa, agar setiap anggota tim dapat saling melengkapi
kekurangan pengetahuan yang ada pada diri masing-masing. Selain itu juga,
anggota tim dapat memprediksi berbagai kemungkinan kesulitan siswa.
Membagi Peran dan Tanggung Jawab masing-masing anggota tim, agar dalam proses
pembelajaran di dalam kelas, masing-masing mengetahui peran dan tugasnya dan
dapat saling membantu dalam melaksanakan pembelajaran.
Apabila telah selesai dalam melaksanakan pembelajaran, semua anggota tim dapat
duduk bersama untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat
merumuskan perbaikan-perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
Bila dikaitkan dengan kegiatan Lesson Study yang belakangan ini dikembangkan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran, maka Team Teaching ini merupakan salah
satu implementasi pelaksanan Lesson Study, yang mendasarkan kegiatannya pada
prinsip kolegialitas (kebersamaan) dan kolaborasi (kemitraan)
CARA MUDAH MENERAPKAN TEAM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN
Team
Teaching atau Pembelajaran Tim (PT) saat ini mulai marak setelah beberapa
sekolah terutama SMP, melakukan pembelajaran dengan harapan dapat lebih
memaksimalkan fungsi guru, memenuhi standar mengajar 24 jam, dan
pembelajaran
menjadi menarik.
Apakah
PT itu? PT adalah pembelajaran yang diasuh oleh dua atau lebih guru dengan satu
topik atau satu kompetensi dasar. Di Jepang PT digunakan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang berorientasi kesiswaan sekaligus menjadi solusi
problematika kelas besar yang sangat sulit ditangani oleh satu orang guru,
sedangkan untuk mengembangkan sebuah kelas baru terbentur pada masalah
pendanaan. Beberapa SD di Jepang yang pernah menerapkan PT. Dengan pendekatan
ini, pendidikan SD di Jepang yang berorientasi kepada pendidikan anak per anak
lebih mudah dijalankan. Secara praktisnya, guru utama bertugas menjelaskan
materi pelajaran, sedangkan assistant teacher berfungsi membantu anak yang
mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Di Indonesia beberapa sekolah
menerapkan pola yang sama namun berorientasi utama untuk melengkapi beban jam
mengajar guru.
PT
merupakan model pembelajaran kolaborasi pengajar di dalam kelas dengan
observasi terhadap siswa secara intensif. Catatan khusus terhadap perilaku,
ketidakbisaan, kesulitan siswa akan terekam dengan baik, bersamaan dengan itu,
teknik pengajaran pun akan dapat dikritisi dengan baik. Untuk dapat melakukan
ini dengan baik, kedua guru yang berkolaborasi harus mempunyai kesamaan
komitmen, dan kesiapan untuk bersikap kritis dan mengkritisi.
PT
tidak semudah pembelajaran yang biasanya, yakni pembelajaran guru tunggal. PT
memerlukan tim yang padu, seirama, sejalan, senada, seide, dan semodel. Ibarat
tim olahraga, guru yang akan ber-PT harus mampu memainkan pembelajaran dengan
sangat padu dan kompak ke arah tujuan yang akan dicapai. Suara guru satu dengan
guru lainnya harus diatur sehingga enak didengar siswa. Posisi berdiri tim juga
harus dijaga dan diatur. Upayakan kelas benar-benar hidup dengan pemaknaan
tunggal. Jangan sampai guru satu lebih berkuasa dibandingkan guru lainnya. Tim
harus setara.
Cara
mudah untuk PT adalah (1) rencanakan bersama. Duduklah berdua untuk
membincangkan pembelajaran yang akan dilaksanakan lalu aturlah sampai ke hal
teknis di kelas. Perencanaan yang dibuat bersama harus menjadi pedoman utama.
Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar
beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang
sama pula. (2) Laksanakan bersama. Ketika di kelas, tim harus semuanya berada
di kelas dengan posisi yang telah diatur dalam rencana. Jangan sampai guru
lainnya tidak masuk dengan alasan percaya dengan guru lainnya. Janagan lupa,
ukurlah tingkat pemahaman siswa saat pelaksanaan. Kendali keberhasilan harus
menjadi kunci kerja tim. (3) Evaluasi bersama. Setelah pembelajaran usai, tim jangan
segera bubar. Luangkan waktu sebentar untuk saling mengevaluasi posisi, peran,
hasil, kondisi, dan kapasitas penerimaan materi dari siswa. Hasil evaluasi itu
menjadi bahan untuk rencana PT di hari berikutnya. Dalam PT, para guru tersebut
bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.
( Rangkuman didapat dari salah satu Dosen JBSI Unesa Drs. Suyatno )
Team Teaching, Alternatif Berdayakan Guru-Siswa
UU
RI No 14 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 18 Tahun
2007 menyatakan, beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam
seminggu. Beberapa sekolah yang memiliki cukup banyak guru mata pelajaran
tertentu, sedangkan kelas yang tersedia tidak mampu memenuhi kuota guru
tersebut, mengambil langkah alternatif. Di antaranya, team teaching.
Pembelajaran
team teaching dilaksanakan oleh dua guru atau lebih. Mereka berkolaborasi dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar dalam kelas yang
sama. Umumnya, pembelajaran team teaching dilaksanakan dua guru dan dalam
penerapannya mengalami penyesuaian berdasarkan potensi siswa dan potensi
lingkungan tiap sekolah.
Tentu,
sebelum pelaksanaan, lebih dulu dilakukan sosialisasi tentang konsep
pembelajaran team teaching. Sebelum pembelajaran berlangsung, dua guru
berdiskusi mengenai materi, model pembelajaran, dan teknik penilaiannya.
Intinya, selalu terjalin komunikasi di antara kedua guru tersebut.
Secara
umum, ada beberapa versi pelaksanaan pembelajaran team teaching. Pertama,
seorang guru menjelaskan, guru lain memantau perilaku dan pemahaman siswa.
Dalam pembelajaran matematika, misalnya, seorang guru menjelaskan “cara
menentukan suku ke-n dalam deret geometri”. Guru tersebut memberikan contoh
soal dan guru yang lain memantau perilaku dan tingkat pemahaman siswa.
Kelebihan versi ini, suasana kelas cenderung tenang dan konsentrasi stabil.
Namun, siswa cenderung kurang aktif karena merasa diawasi.
Kedua,
materi disampaikan salah satu guru, lalu guru lain melengkapi dengan tambahan
pengetahuan. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, seorang guru menjelaskan
logika matematika. Setelah itu, guru yang lain memotivasi siswa belajar logika
dengan bercerita tentang Aristoteles, filsuf besar pada abad ke-4 SM yang
merupakan tonggak pemikiran logika. Siswa lalu diarahkan menuju pemberdayaan
pembelajaran logika.
Contoh
lain, salah seorang guru menyajikan materi trigonometri, sedangkan guru yang
lain menyiapkan komputer dan LCD berisi artikel tentang Menara Pisa sebagai
berikut.
Sudut
Kemiringan
Menara
Pisa memiliki sudut kemiringan 3,970 . Sedangkan, sudut kemiringan gereja tua
di Suurhusen, sebuah desa di barat laut Jerman, mencapai 5,070. Rekor
kemiringan ini akan dimasukkan dalam seri Guinness Book of World Record edisi
Jerman. Dari foto, kalian dapat melihat jelas perbedaannya. Meski Menara Pisa
tersaingi dalam hal kemiringan, tidak ada yang sanggup menyaingi
ornamen-ornamen indahnya.
Dengan
versi ini, siswa bertambah wawasan karena menerima informasi dari dua sumber.
Efek samping yang perlu diwaspadai, jangan sampai terjadi perbedaan persepsi
guru sehingga membingungkan siswa.
Ketiga,
pembelajaran team teaching dengan pendekatan kontekstual. Pendekatan ini
mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam
kehidupan nyata.
Versi
ini bisa dicapai dengan hakikat mengajar yang membantu siswa memperoleh
informasi, ide, cara berpikir, sarana, dan cara belajar. Itu bisa dilakukan
dengan meningkatkan kreativitas pembelajaran dan menyediakan lingkungan belajar
yang kondusif.
Untuk
memberdayakan pendekatan kontekstual, ada beberapa strategi. Salah satunya
cooperative learning (pembelajaran kooperatif). Siswa dibagi dalam beberapa
kelompok. Setiap guru memberikan pembelajaran kepada kelompok-kelompok
tersebut. Misalnya, dalam materi trigonometri, guru satu memberikan problem to
prove yang berkaitan dengan cara membuktikan nilai perbandingan trigonometri.
Sedangkan guru lain membantu penguatan materi untuk kelompok yang kurang paham.
Kelebihan
versi ini, siswa termotivasi untuk pengembangan potensi kelompok sehingga
kecakapan personal-berpikir dan kecakapan sosial meningkat. Tapi, guru perlu
berhati-hati dalam penggunaan waktu agar sesuai dengan perencanaan. (soe)
KEKUATAN, KELEMAHAN TEAM TEACHING
No
|
Kekuatan
|
Kelemahan
|
1.
|
Model Kerja Sama
|
Persiapan / waktu ekstra
|
2.
|
Perhatian dan Interaksi dengan
siswa meningkat
|
Tidak mudah menjadi anggota tim
yang kompak
|
3.
|
Guru lebih aman
|
Dana / fasilitas ekstra
|
4.
|
Guru menampilkan yang terbaik
|
|
5.
|
Balikan bagi siswa banyak
komprehensif
|
|
6.
|
Variasi yang menantang
|
|
PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN TEAM TEACHING
No.
|
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
Penilaian
|
1.
|
Tetapkan tujuan team teaching
|
Sesuai dengan kesepakatan
|
Program:
|
2.
|
Variasi / jenis Team Teaching
|
Siapa, kapan, dimana
|
Sesuai dengan kesepakatan
|
3.
|
Sepakati silabus Dan RPP
|
|
Refleksi diri bagi anggota tim
|
4.
|
Sepakati pengorganisasian materi
|
|
|
5.
|
Pilih model Team Teaching
|
|
|
6.
|
Langkah pelaksanaan
|
|
|
KRETERIA TEAM TEACHING
No.
|
Guru
|
Administrasi
|
Fasilitas
|
1.
|
Pernah mengalami team teaching
|
Menyusun jadwal pengajaran
|
Dana
|
2.
|
Mampu memberikan kepercayaan pada
orang lain
|
Penyerahan nilai
|
Ruang kelas
|
3.
|
Mampu memperdalam bidang
|
|
Perlengkapan
|
Karya Erwin gea
kutipan
'' berbagi untuk bisa kamu mikmati arti pemberian yang diberikan oleh orang lain ''
penulis
''manfaatkan masa mudamu selagi ada''
''manfaatkan masa kuliahmu dengan kegiatan, akademik dan cinta-kasih''
runjukkan
https://goez17.wordpress.com/team-teaching/