Selasa, 27 Februari 2018

KETERLAKSANAAN IMPLEMENTASI MODUL PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS FIX-PAPAN TULIS BERDASARKAN SKEMA DALAM PROSES BERPIKIR

Review JURNAL dengan metode analisis isi jurnal
Erwingea_pendfis16'_fsmuksw


  • Menurut kelompok kami judul jurnal ini sangat  menarik karena topik pembahasan jurnal ini sangat dekat dengan ruang lingkup kami  sebagai calon-calon pendidik khususnya mata pelajaran fisika  dan setelah kami membaca secara keseluruhan, isi jurnal ini membahas topik yang sesuai dengan judul jurnalnya.
  • Isi Jurnal
Jurnal ini berisi tentang panduan yang dapat digunakan pengajar untuk memanfaatkan  papan tulis yang sesuai dengan proses berpikir (maha)siswa. Penyusunan dan uji keterbacaan modul untuk panduan penggunaan papan tulis sudah dihasilkan. Modul yang telah dihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang baik oleh subyek (pendidik) dan telah diuji tingkat keterlaksanaannya dikelas. Keterlaksanaan modul tersebut dilihat dengan analisa data yang dilakukan terhadap hasil instrument pengamatan, hasil catatan (maha)siswa di buku catatan, dan hasil wawancara.

1.       Deskripsi Penggunaan Papan Tulis
Aktivitas penggunaan papan tulis oleh pendidik tentang cara menggunakan papan tulis yang baik dan benar berdasarkan modul berupa ;
o   Pembagian klaster papan tulis
o   Posisi tubuh saat menulis
o   Adanya penjelaskan sebelum menulis di papan tulis
o   Tidak menulis bersamaan dengan visual lainnya
o   Isi papan tulis sesuai dengan konsep Fisika
o   Ukuran tulisan/gambar sesuai dengan ukuran kelas
o   Menulis sambal mengeja

2.       Gambaran Hasil Catatan (Maha)siswa
Hasil pengecekan terhadap catatan (maha)siswa pada jurnal menunjukkan semua (maha)siswa menyalin utuh isi papan tulis kedalam catatannya.
3.       Deskripsi Hasil Wawancara (Maha)siswa
Papan tulis telah digunakan sesuai modul panduan yang diujicobakan memberi dampak positif terhadap pengolahan informasi pada (maha)siswa. Perubahan subyek ketika menulis sambal mengejanya telah menjadi pengaruh positif, yaitu (maha)siswa menjadi lebih mudah menerima informasinya.
Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal, modul penggunaan media pembelajaran Fisika berbasis fix-papan tulis berdasarkan proses berpikir dapat diimplementasikan dalam pembelajaran fisika di kelas.


  • Inti Jurnal
1.    Untuk menunjukkan bahwa modul penggunaan media pembelajaran Fisika berbasis fix-papan tulis berdasarkan proses berpikir dapat diimplementasikan dalam pembelajaran fisika di kelas.
2.    Untuk mempermudah pendidik/pengajar dalam menuliskan materi di papan tulis tentang kaidah dan cara penggunaan papan tulis yang baik dan benar serta sesuai dengan pola pikir (maha)siswa.


  • Manfaat yang kelompok kami peroleh setelah membaca artikel ini adalah kami jadi tahu bahwa proses penerimaan informasi oleh (maha)siswa dipengaruhi  langsung oleh kesesuaian media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dengan proses berpikir (maha)siswa . Informasi lain yang juga kami peroleh adalah adanya beberapa hal penting yang perlu diperhatikan saat menggunakan papan tulis sebagai media ajar, contohnya pembagian klaster papan tulis, posisi tubuh saat menulis, Adanya penjelaskan sebelum menulis di papan tulis, tidak menulis bersamaan dengan visual lainnya, ukuran tulisan/gambar sesuai dengan ukuran kelas, dan menulis sambil mengeja.

karya 
1. Aprisa Dewi Taungke (192016005) 
2. Edward Ricard Pasedan (192016006) 
3. Erwin Hartaman Gea (192016008)
4. Fasula Sekar Meta (192016002)
5. Septi Arya Rezky (192016001)

di Publish oleh Erwin Gea

kutipan '' menyatukan pendapat dalam satu tim bukanlah suatu perkara mudah tetapi menyatukan rasa kebersamaan saat itu juga sudah terasa'' 


  referensi jurnalnya tercatum di halaman

''Artikel-SemNas2016_Wahyu Hari Kristiyanto_UKSW_Keterlaksanaan Modul''

Minggu, 25 Februari 2018

Team Teaching



TEAM TEACHING
Erwingea_pendfis16'_fsmuksw
Team Teaching

 
 PENGERTIAN TEAM TEACHING

Dalam hal ini, strategi pengajaran dengan metode Team Teaching (TC) tampaknya bisa dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan khususnya bagi para pendidik/guru. Team Teaching merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran yang melibatkan dua orang guru atau lebih dalam proses pembelajaran siswa, dengan pembagian peran dan tanggung jawab secara jelas dan seimbang. Melalui strategi Team Teaching, diharapkan antar mitra dapat bekerja sama dan saling melengkapi dalam mengelola proses pembelajaran. Setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran dapat diatasi secara bersama-sama.

KONSEP DASAR TEAM TEACHING

Dewasa ini, seiring dengan semakin modernnya sistem pendidikan dan tuntutan yang semakin berkembang, tak jarang sekolah-sekolah yang masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran dengan strategi konvensional ini, proses pembelajaran dilakukan secara soliter, artinya proses pembelajaran yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi pembelajaran siswa dilakukan oleh satu orang guru.
Padahal sebenarnya, sekarang ini kurikulum pendidikan di Indonesia sudah makin berkembang. Telah banyak tuntutan-tuntutan yang ditujukan kepada guru. Saat ini, guru dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menentukan/ memilih metode pembelajaran yang digunakan, yang tentunya harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Selain itu, guru di era sekarang juga dituntut untuk lebih mengenal setiap individu dari diri siswa. Dan melihat ratio antara jumlah guru dan siswa yang tidak seimbang, tentu seorang guru tidak mungkin bisa menangani jumlah siswa yang banyak itu. Satu hal yang juga penting, bahwa yang namanya guru bukan berarti orang yang tahu akan segala hal. Dalam hal ini, setiap manusia tentulah memiliki kekurangan pengetahuan. Ini menunjukkan bahwa gurupun membutuhkan sosok lain yang bisa diajak kerja sama dalam menghadapi segala kesulitan yang ada pada saat melaksanakan proses pembelajaran.

Jika melihat beberapa masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan khusunya di Indonesia, dalam hal ini pihak sekolah dan guru-guru dituntut daya kreatifitasnya dalam memilih strategi yang tepat agar segala tuntutan yang ditujukan terhadap guru khususnya itu dapat terpenuhi dengan maksimal. Dan tampaknya strategi Team Teaching merupakan cara tepat.
Team Teaching merupakan strategi pembelajaran yang kegiatan proses pembelajarannya dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Definisi ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Martiningsih (2007) bahwa “Metode pembelajaran team teaching adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas''.

Lebih lanjut oleh Ahmadi dan Prasetya (2005) menyatakan bahwa ''Team teaching (pengajaran beregu) adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang''. Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara bergilir dengan metode ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.

JENIS STRATEGI TEAM TEACHING
Beberapa jenis dari strategi Team Teaching oleh Soewalni S (2007), yaitu ;

  1.  Semi Team Teaching :

Semi Team Teaching adalah pembuatan rencana bersama, mengajar sendiri-sendiri.
Tipe 1 = sejumlah guru mengajar mata pelajaran yang sama di kelas yang berbeda. Perencanaan materi dan metode disepakati bersama.
Tipe 2a = satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru secara bergantian dengan pembagian tugas, materi dan evaluasi oleh guru masing-masing.
Tipe 2b = satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok.
Tipe 3 = satu tim terdiri dari dua orang guru atau lebih, waktu kelas sama, pembelajaran mata pelajaran / materi tertentu. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara bersama dan sepakat.


Macam-macam variasi semi team teaching

Variasi 1
Kelas 1                                    Kelas 2                                    Kelas 3
Guru 1                                     Guru 2                                     Guru 3
Variasi 2
Kelas A



Kelompok 1                            Kelompok 2                            Kelompok 3
Guru 1                                     Guru 2                                     Guru 3
Variasi 3
Kelas A



Topik a                                    Topik b                                    Topik c
Guru 1                                     Guru 2                                     Guru 3
     2.   Team Teaching Penuh


Adalah satu tim mengajar disatu kelas dalam waktu yang sama.
Adapun variasi Team Teaching Penuh menurut Soewalni S (2007) ialah :

>>>Pelaksanaan bersama, seorang guru sebagai penyaji atau menyampaikan informasi, seorang guru membimbing diskusi kelompok atau membimbing latihan individual.
 
>>>Anggota tim secara bergantian menyajikan topik/materi. Diskusi / tanya jawab dibimbing secara bersama dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim.

>>>Seorang guru (senior) menyajikan langkah latihan, observasi, praktek dan informasi seperlunya. Kelas dibagi dalam kelompok, setiap kelompok dipandu seorang guru (tutor, fasilitator, mediator). Akhir pembelajaran masing-masing kelompok menyajikan laporan (lisan/tertulis) dan ditanggapi bersama serta disimpulkan bersama.

Macam-macam variasi team teaching penuh
Variasi 1
Kelas A



Guru 1                                     Guru 2
(Mengajar)                               (Peragaan/contoh)
Variasi 2
Kelas B
Topik 1                        Topik 2                        Topik 3
Guru 1                         Guru 2                         Guru 3
Variasi 3
Kelas C
Guru 1 mengajar
Pendalaman materi/praktikum



Kelompok 1                            Kelompok 2                   Kelompok 3
Guru 1                                     Guru 2                            Guru 3

TAHAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI TEAM TEACHING
Tahap Awal
Perencanaan Pembelajaran Disusun secara Bersama
Perencanaan pembelajaran atau yang saat ini lebih populer dengan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus disusun secara bersama-sama oleh setiap guru yang tergabung dalam Team Teaching. Agar setiap guru yang tergabung dalam team teaching memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut, mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus diraih oleh siswa dari proses pembelajaran, sampai kepada sistem penilaian hasil evaluasi siswa.
Metode Pembelajaran Disusun Bersama
Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus disusun bersama oleh team, metode yang akan digunakan oleh mereka dalam proses pembelajaran Team Teaching pun harus direncanakan bersama-sama oleh anggota Team Teaching. Perencanaan metode secara bersama ini dilakukan agar setiap guru Team Teaching mengetahui alur proses pembelajaran dan tidak kehilangan arah pembelajaran.
Partner Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran
Guru sebagai partner dalam Team Teaching bukan hanya harus mengetahui tema dari materi yang akan disampaikan kepada siswa saja, lebih jauh dari itu, mereka juga harus sama-sama mengetahui dan memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini agar keduanya bisa saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada di dalam diri masing-masing. Terutama ini dapat dirasakan manfaatnya dalam penyampaian materi pada siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa atas penjelasan guru.
 Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas
Dalam Team Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing guru harus dibicarakan secara jelas ketika merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, mereka tahu peran dan tugasnya masing-masing. Tidak ada lagi yang namanya ketidakjelasan peran dan tanggung jawab dalam hal ini.
Tahap Inti
1. Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu orang sebagai pengawas dan pembantu team.
2. Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.
Tahap Evaluasi
1. Evaluasi Guru
Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner team setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing-masing partner dengan cara memberi kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Dalam hal ini setiap guru yang diberi saran harus menerima dengan baik saran-saran tersebut, karena hakekatnya itulah kelebihan dari team teaching. Setiap guru harus merasa bahwa mereka banyak mengalami kekurangan dalam diri mereka, tidak merasa diri paling benar dan paling pintar. Evaluasi ini dilakukan di luar ruang kelas, ini dilakukan untuk menjaga image masing-masing guru dihadapan siswa.
2. Evaluasi Siswa
Evaluasi siswa dalam hal ini mencakup pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi, yang semuanya dilakukan secara bersama-sama oleh guru Team Teaching. Atas kesepakatan bersama guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan kepada siswa, disini guru Team Teaching harus secara bersama-sama menentukan bentuk soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda, uraian, atau kombinasi antara keduanya.
Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah dalam evaluasi siswa, guru juga diharuskan merencanakan metode evaluasi. Perencanaan metode evaluasi siswa ini di dalamnya mencakup pembagian peran dan tanggung jawab setiap guru Team Teaching dalam pelaksanaan evaluasi, serta pembagian pos-pos pengawasan.
METODE MENGAJAR BEREGU ( TEAM TEACHING METHOD )
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut [1].
Tem Teaching bermanfaat untuk memberikan pelayanan pengajaran yang variatif pada siswa. Sistem ini dilakukan dengan cara menugaskan kedua guru untuk mengajar satu bidang studi pada siswa dalam satu kelas [2].
Team Teaching adalah upaya peningkatan prestasi hasil belajar peserta didik [3]. Idealnya Team Teaching  adalah beberapa orang guru yang sewaktu-waktu dapat membantu guru lain yang berhalangan untuk memberi-kan materi sebagai bahan pembelajaran kepada siswa-siswi. Guru tersebut harus bisa menguasai atau mengetahui bidang ilmu selain yang biasa diajarkannya, misalnya seorang guru fisika bisa mengajarkan mata pelajaran  matematika (Erwingea).  Pendamping dapat berperan sebagai salah satu anggota team teaching, sebagai pengamat atau sebagai model/peraga [5].
Beberapa hambatan dengan metode ini Team Teaching antara lain :
  1. Kebanyakan permasalahan ” dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajar dengan cara melatih dan memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah.
  2. Mengajar dengan metode Team Teaching memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
  3. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru khusunya metode Team Teaching.
  4. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional , dimana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
Untuk itu disarankan menggunakan Team Teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay out ruang kelas, seperti : traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman… artinya belajar tidak harus di dalam ruang kelas [6].
JURUS JITU TEAM TEACHING
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan (TIK) telah mengantarkan lembaga pendidikan (sekolah) pada dua pilihan, lebih berkualitas atau terburuk. Sekolah yang bisa memainkan perkembangan IPTEK yang didukung oleh sarana prasarana memadai, maka akan lebih bisa berkualitas, sebaliknya sekolah yang kurang bisa atau tidak bisa memainkan IPTEK yang tidak pula didukung oleh sarana prasarana memadai, maka bisa terburuk.
Hal ini terlihat bagaimana sekolah yang berada dipedalaman yang tidak dilengkapi dengan sarana prasarana, tenaga pendidik yang terbatas, ruangan kelas yang kurang, dana pas-pasan, jelas bahwa masa depan dan kualitas pendidikannya masih rendah. Sedangkan sekarang sudah banyak sekolah-sekolah unggulan dan sekolah bertaraf internasional, walaupun sekolah-sekolah ini juga masih diragukan kualitasnya.Tetapi, jangan pesimistis bagi sekolah yang kurang ruangan kelasnya, kurang tenaga pengajarnya, dan minim dananya untuk bisa bersaing dan meningkatkan kualitas siswa. Satu strategi bisa dilakukan sebagai solusi dalam menanggulangi masalah-malasah yang dihadapi, yaitu strategi Team Teaching.
Team Teaching adalah strategi pembelajaran yang kegiatan proses pembelajarannya dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing yang dilakukan dalam satu kelas dalam satu materi dan waktu yang bersamaan.
Rumus : Satu rombongan siswa, satu kelas bisa 20-50 siswa, dengan dua orang guru (pemateri dan pendamping). Tugas keduanya membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), melaksanakan bersama RPP di kelas, dan melakukan evaluasi.
Keuntungan dari Team Teaching adalah dapat menyeratakan kemampuan siswa dalam menyerap materi, menjadikan siswa dan guru sebagai mitra, mudah dalam memonitoring kemampuan siswa dan pengondisian siswa.
Selain itu, penggunaan waktu dan ruang belajar yang maksimal. Yang biasanya dipakai 4-8 jam pelajaran dalam dua kelas, bisa dilakukan dua jam dalam satu kelas, bisa menekan biaya sekolah, yang biasanya membayar dua guru dalam 4-8 jam pelajaran, sekolah hanya bayar dua guru dalam dua jam pelajaran, serta lebih mudah dalam melakukan evaluasi, baik evaluasi siswa maupun antarguru dalam team teaching.
Strategi ini walau tidah mudah, tetapi mampu menghasilkan out put siswa yang signifikan, dan bisa dijadikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa bagi sekolah yang masih mempunyai banyak kekurangan, baik kekurangan sarana maupun finansial.

TEAM TEACHING SEBAGAI IMPLEMENTASI PENERAPAN LESSON STUDY
Upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran, merupakan tugas dan tanggung jawab yang pokok bagi seorang guru. Tuntutan untuk meningkatkan profesionalisme bagi guru bukan saja sekedar memenuhi amanat perundang-undangan tetapi merupakan bagian yang terpenting dalam mengembangkan idealisme dan profesionalisme. Ada atau tidak adanya undang-undang yang mengatur tentang kinerja, seyogianya guru tetap berusaha meningkatkan kinerjanya sebagai tanggung jawab moral, tidak saja di depan Mahkamah Tuhan, tetapi juga dipertanggungjawaban dihadapan manusia yang telah meletakkan harapan dipundaknya.
Salah satu bukti bahwa guru berorientasi pada peningkatan kinerja adalah dengan senantiasa mencari solusi bagi persoalan pembelajaran. Upaya-upaya mengkaji dan menemukan model, strategi dan pendekatan pembelajaran, menjadi sebuah keharusan, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang senantiasa diwarnai dinamika dan perubahan. Tentu saja tidak semua guru memiliki kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru atau membuat inovasi dalam pembelajaran, namun paling tidak ia berupaya untuk mencoba mengimplementasikan model-model baru yang tentu saja telah melalui berbagai kajian dan telah dibuktikan keunggulannya.
Seiring dengan berkembangnya sistem pendidikan dan besarnya tuntutan terhadap peningkatan mutu pembelajaran, tidak sedikit guru yang masih betah menggunakan strategi pembelajaran konvensional dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Hal ini bisa dilihat ketika proses pembelajaran masih dilakukan secara soliter (individual). Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan bahkan sampai kepada evaluasi, hanya dilakukan oleh dirinya sendiri. Sehingga strategi konvensional itu kerap masih dominan dilakukan. Padahal, dalam konteks kurikulum pendidikan di Indonesia kini yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke tingkat pendidikan berbasis Karakter (K-13), tuntutan untuk lebih inovatif dan kreatif menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Di lain pihak, kondisi siswa yang heterogen merupakan faktor yang mempengaruhi pembelajaran, ditambah lagi dengan persoalan ratio antara jumlah guru dan siswa yang tidak seimbang, mengakibatkan guru tidak mungkin bisa menangani siswa secara intensif. Apalagi guru bukanlah orang yang serba tahu tentang segala hal dan guru, sebagai manusia, tak luput dari kekurangan. Untuk itulah ia membutuhkan sosok lain yang bisa diajak kerja sama dalam menghadapi berbagai persoalan yang menyangkut peningkatan mutu pembelajaran.
Dewasa ini, telah dikembangkan salah satu straregi untuk mengatasi persoalan di atas, yaitu dengan istilah Team Teaching (pengajaran beregu). Team Teaching merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Ahmadi dan Prasetya (2005) menyatakan bahwa Team teaching adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang.
Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara bergilir dengan metode ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.
Keunggulan Team Teaching
Strategi pembelajaran Team Teaching dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan yang menyangkut pembelajaran. Keunggulan dari penerapan Team Teaching diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Team Teaching, diharapkan dapat membangun budaya kemitraan yang positif diantara guru sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.
  • Team-teaching dapat lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan persiapan mengajar. Dua orang guru atau lebih bisa saling berdiskusi untuk menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran.
  • Team-teaching dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara efektif. Dengan melibatkan lebih dari satu orang guru di dalam satu kelas, maka masing-masing siswa bisa mendapatkan perhatian yang cukup dalam memahami pelajaran yang diberikan. Hal ini membuat guru semakin peka terhadap situasi-situasi faktual di kelas.
  • Team-teaching dapat menjalin komunikasi yang intensif antar guru. Apabila team-teaching ini terdiri guru senior dan pemula, maka guru yang berpengalaman (senior) dapat membagi pengalamannya kepada guru pemula dan masing-masing juga saling melengkapi kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak langsung bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi guru pemula yang baru dalam menjalankan tugasnya.
  • Team Teaching dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban mengajar 24 jam dalam satu minggu, sebagaimana tuntutan yang terdapat dalam PP no 74 tahun 2008 Bab IV pasal 52 ayat 2 tentang Beban Kerja guru, terutama bagi sekolah yang memiliki ratio jumlah guru dengan siswanya yang tidak seimbang.
Tentu saja Team Teaching selain memiliki keunggulan-keunggulan diatas, pada dasarnya merupakan upaya untuk meningktakan mutu pembelajaran dan menciptakan budaya sekolah yang kondusif bagi pengembangan semua aspek yang terkait dengan mutu pendidikan.
Pola dan Langkah-Langkah Pelaksanaan Team Teaching
Pelaksanaan Team Teaching dapat dilakukan melalui berberapa pola antara lain:
  • Beberapa guru mengajarkan mata pelajaran sama, di kelas berbeda-beda. Dalam proses perencanaan , materi, bahan ajar, atau hand out dapat disusun bersama-sama, walau penyajian dan evaluasi dilakukan masing-masing
  • Setiap guru melakukan perencanaan, menentukan materi, penyajian, dan evaluasi masing-masing, tetapi pada saat evaluasi dilaksanakan secara bersama-sama.
  • Satu mata pelajaran dapat diajarkan oleh lebih dari seorang guru secara bersama-sama, mulai perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran, seorang guru sebagai penyaji atau menyampaikan informasi, guru yang lain membantu menyiapkan media pembelajaran, membimbing diskusi kelompok atau membimbing latihan individual. Anggota team teaching dapat pula secara bergantian menyajikan topik atau materi. Diskusi dan tanya jawab dibimbing secara bersama dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim.
Adapun langkah pelaksanaannya sebagai berikut :
Menyusun Perencanaan Pembelajaran secara Bersama, sehingga setiap guru yang tergabung dalam team teaching memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi perencanaan itu dan sistem evaluasi yang akan dilakukan.
Menyusun metode pembelajaran secara bersama, sehingga diharapkan setiap anggota tim mengetahui alur proses pembelajaran dan mengetahui tujuan serta arah pembelajaran.
Membedah dan mendiskusikan materi dan isi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa, agar setiap anggota tim dapat saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada pada diri masing-masing. Selain itu juga, anggota tim dapat memprediksi berbagai kemungkinan kesulitan siswa.
Membagi Peran dan Tanggung Jawab masing-masing anggota tim, agar dalam proses pembelajaran di dalam kelas, masing-masing mengetahui peran dan tugasnya dan dapat saling membantu dalam melaksanakan pembelajaran.
Apabila telah selesai dalam melaksanakan pembelajaran, semua anggota tim dapat duduk bersama untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat merumuskan perbaikan-perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
Bila dikaitkan dengan kegiatan Lesson Study yang belakangan ini dikembangkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, maka Team Teaching ini merupakan salah satu implementasi pelaksanan Lesson Study, yang mendasarkan kegiatannya pada prinsip kolegialitas (kebersamaan) dan kolaborasi (kemitraan)
CARA MUDAH MENERAPKAN TEAM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN
Team Teaching atau Pembelajaran Tim (PT) saat ini mulai marak setelah beberapa sekolah terutama SMP, melakukan pembelajaran dengan harapan dapat lebih memaksimalkan fungsi guru, memenuhi standar mengajar 24 jam, dan
pembelajaran menjadi menarik.
Apakah PT itu? PT adalah pembelajaran yang diasuh oleh dua atau lebih guru dengan satu topik atau satu kompetensi dasar. Di Jepang PT digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berorientasi kesiswaan sekaligus menjadi solusi problematika kelas besar yang sangat sulit ditangani oleh satu orang guru, sedangkan untuk mengembangkan sebuah kelas baru terbentur pada masalah pendanaan. Beberapa SD di Jepang yang pernah menerapkan PT. Dengan pendekatan ini, pendidikan SD di Jepang yang berorientasi kepada pendidikan anak per anak lebih mudah dijalankan. Secara praktisnya, guru utama bertugas menjelaskan materi pelajaran, sedangkan assistant teacher berfungsi membantu anak yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Di Indonesia beberapa sekolah menerapkan pola yang sama namun berorientasi utama untuk melengkapi beban jam mengajar guru.
PT merupakan model pembelajaran kolaborasi pengajar di dalam kelas dengan observasi terhadap siswa secara intensif. Catatan khusus terhadap perilaku, ketidakbisaan, kesulitan siswa akan terekam dengan baik, bersamaan dengan itu, teknik pengajaran pun akan dapat dikritisi dengan baik. Untuk dapat melakukan ini dengan baik, kedua guru yang berkolaborasi harus mempunyai kesamaan komitmen, dan kesiapan untuk bersikap kritis dan mengkritisi.
PT tidak semudah pembelajaran yang biasanya, yakni pembelajaran guru tunggal. PT memerlukan tim yang padu, seirama, sejalan, senada, seide, dan semodel. Ibarat tim olahraga, guru yang akan ber-PT harus mampu memainkan pembelajaran dengan sangat padu dan kompak ke arah tujuan yang akan dicapai. Suara guru satu dengan guru lainnya harus diatur sehingga enak didengar siswa. Posisi berdiri tim juga harus dijaga dan diatur. Upayakan kelas benar-benar hidup dengan pemaknaan tunggal. Jangan sampai guru satu lebih berkuasa dibandingkan guru lainnya. Tim harus setara.
Cara mudah untuk PT adalah (1) rencanakan bersama. Duduklah berdua untuk membincangkan pembelajaran yang akan dilaksanakan lalu aturlah sampai ke hal teknis di kelas. Perencanaan yang dibuat bersama harus menjadi pedoman utama. Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. (2) Laksanakan bersama. Ketika di kelas, tim harus semuanya berada di kelas dengan posisi yang telah diatur dalam rencana. Jangan sampai guru lainnya tidak masuk dengan alasan percaya dengan guru lainnya. Janagan lupa, ukurlah tingkat pemahaman siswa saat pelaksanaan. Kendali keberhasilan harus menjadi kunci kerja tim. (3) Evaluasi bersama. Setelah pembelajaran usai, tim jangan segera bubar. Luangkan waktu sebentar untuk saling mengevaluasi posisi, peran, hasil, kondisi, dan kapasitas penerimaan materi dari siswa. Hasil evaluasi itu menjadi bahan untuk rencana PT di hari berikutnya. Dalam PT, para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. ( Rangkuman didapat dari salah satu Dosen JBSI Unesa Drs. Suyatno )
Team Teaching, Alternatif Berdayakan Guru-Siswa
UU RI No 14 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 18 Tahun 2007 menyatakan, beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam seminggu. Beberapa sekolah yang memiliki cukup banyak guru mata pelajaran tertentu, sedangkan kelas yang tersedia tidak mampu memenuhi kuota guru tersebut, mengambil langkah alternatif. Di antaranya, team teaching.
Pembelajaran team teaching dilaksanakan oleh dua guru atau lebih. Mereka berkolaborasi dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar dalam kelas yang sama. Umumnya, pembelajaran team teaching dilaksanakan dua guru dan dalam penerapannya mengalami penyesuaian berdasarkan potensi siswa dan potensi lingkungan tiap sekolah.
Tentu, sebelum pelaksanaan, lebih dulu dilakukan sosialisasi tentang konsep pembelajaran team teaching. Sebelum pembelajaran berlangsung, dua guru berdiskusi mengenai materi, model pembelajaran, dan teknik penilaiannya. Intinya, selalu terjalin komunikasi di antara kedua guru tersebut.
Secara umum, ada beberapa versi pelaksanaan pembelajaran team teaching. Pertama, seorang guru menjelaskan, guru lain memantau perilaku dan pemahaman siswa. Dalam pembelajaran matematika, misalnya, seorang guru menjelaskan “cara menentukan suku ke-n dalam deret geometri”. Guru tersebut memberikan contoh soal dan guru yang lain memantau perilaku dan tingkat pemahaman siswa. Kelebihan versi ini, suasana kelas cenderung tenang dan konsentrasi stabil. Namun, siswa cenderung kurang aktif karena merasa diawasi.
Kedua, materi disampaikan salah satu guru, lalu guru lain melengkapi dengan tambahan pengetahuan. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, seorang guru menjelaskan logika matematika. Setelah itu, guru yang lain memotivasi siswa belajar logika dengan bercerita tentang Aristoteles, filsuf besar pada abad ke-4 SM yang merupakan tonggak pemikiran logika. Siswa lalu diarahkan menuju pemberdayaan pembelajaran logika.
Contoh lain, salah seorang guru menyajikan materi trigonometri, sedangkan guru yang lain menyiapkan komputer dan LCD berisi artikel tentang Menara Pisa sebagai berikut.
Sudut Kemiringan
Menara Pisa memiliki sudut kemiringan 3,970 . Sedangkan, sudut kemiringan gereja tua di Suurhusen, sebuah desa di barat laut Jerman, mencapai 5,070. Rekor kemiringan ini akan dimasukkan dalam seri Guinness Book of World Record edisi Jerman. Dari foto, kalian dapat melihat jelas perbedaannya. Meski Menara Pisa tersaingi dalam hal kemiringan, tidak ada yang sanggup menyaingi ornamen-ornamen indahnya.
Dengan versi ini, siswa bertambah wawasan karena menerima informasi dari dua sumber. Efek samping yang perlu diwaspadai, jangan sampai terjadi perbedaan persepsi guru sehingga membingungkan siswa.
Ketiga, pembelajaran team teaching dengan pendekatan kontekstual. Pendekatan ini mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan nyata.
Versi ini bisa dicapai dengan hakikat mengajar yang membantu siswa memperoleh informasi, ide, cara berpikir, sarana, dan cara belajar. Itu bisa dilakukan dengan meningkatkan kreativitas pembelajaran dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif.
Untuk memberdayakan pendekatan kontekstual, ada beberapa strategi. Salah satunya cooperative learning (pembelajaran kooperatif). Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap guru memberikan pembelajaran kepada kelompok-kelompok tersebut. Misalnya, dalam materi trigonometri, guru satu memberikan problem to prove yang berkaitan dengan cara membuktikan nilai perbandingan trigonometri. Sedangkan guru lain membantu penguatan materi untuk kelompok yang kurang paham.
Kelebihan versi ini, siswa termotivasi untuk pengembangan potensi kelompok sehingga kecakapan personal-berpikir dan kecakapan sosial meningkat. Tapi, guru perlu berhati-hati dalam penggunaan waktu agar sesuai dengan perencanaan. (soe)
KEKUATAN, KELEMAHAN TEAM TEACHING
No
Kekuatan
Kelemahan
1.
Model Kerja Sama
Persiapan / waktu ekstra
2.
Perhatian dan Interaksi dengan siswa meningkat
Tidak mudah menjadi anggota tim yang kompak
3.
Guru lebih aman
Dana / fasilitas ekstra
4.
Guru menampilkan yang terbaik

5.
Balikan bagi siswa banyak komprehensif

6.
Variasi yang menantang


PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN TEAM TEACHING
No.
Perencanaan
Pelaksanaan
Penilaian
1.
Tetapkan tujuan team teaching
Sesuai dengan kesepakatan
Program:
2.
Variasi / jenis Team Teaching
Siapa, kapan, dimana
Sesuai dengan kesepakatan
3.
Sepakati silabus Dan RPP

Refleksi diri bagi anggota tim
4.
Sepakati pengorganisasian materi


5.
Pilih model Team Teaching


6.
Langkah pelaksanaan



KRETERIA TEAM TEACHING
No.
Guru
Administrasi
Fasilitas
1.
Pernah mengalami team teaching
Menyusun jadwal pengajaran
Dana
2.
Mampu memberikan kepercayaan pada orang lain
Penyerahan nilai
Ruang kelas
3.
Mampu memperdalam bidang

Perlengkapan


Karya Erwin gea
kutipan '' berbagi untuk bisa kamu mikmati arti pemberian yang diberikan oleh orang lain ''
penulis

''manfaatkan masa mudamu selagi ada''
''manfaatkan masa kuliahmu dengan kegiatan, akademik dan cinta-kasih''

 runjukkan
https://goez17.wordpress.com/team-teaching/