Selasa, 03 April 2018

langkah kerja pelaksanaan penelitian

LANGKAH KERJA PELAKSANAAN PENELITIAN
erwingea_pendfis16'_fsmuksw

Sebagaimana penelitian ilmiah itu berazaskan metode ilmiah, maka pada dasarnya langkahnya kerja penelitian itu seperti pada diagramam beriktut:

Rumusan Masalah

Mula-mula diindetifikasi alasan dan masalah yang mendorong dilakukanya penelitian, kemudian dirumuskan tujuan penelitian serta diduga atau diperkirakan kendala maupun kemungkinan-kemungkinan hasilnya.

Studi Pustaka

Di samping untuk menghimpun teori-teori yang melandasi penelitian, studi pustaka baik dari buku-buku maupun dari majalah-majalah ilmiah harus terlebih dahulu dilakukan untuk memperoleh orientasi atau gambaran menyeluruh hal-hal dan seluk beluk yang berkaitan dengan objek penelitian, serta untuk melacak seberapa jauh penelitian semacam telah dilakukan orang maupun untuk menentukan metodologi penelitiannya.

Pengajuan Hipotese

Dari hasil studi pustaka dan teori yang dipelajari, diturunkan atau dijabarkan hipotese yang merupakan titik awal penelitian, lebih-lebih bagi peneliti yang bercorak verifikasi. Memang tidak semua kegiatan penelitian harus diawali dengan pengajuan hipotese. Penelitian yang bercorak exploratif dan yang objective oriented pada umumnya tidak dimulai dengan pengajuan hipotese. Jelaslah bahwa hipotese sebagai dugaaan sementara yang harus diuji, harus dimungkinkan pengujianya (verifiable) secara induktif-empirik.

Perencanaan pelaksanaan 

Bagian yang penting dari perencanaan penelitian adalah pemilihan metode, penentuan variabel-variabel, prosedur pelaksanaan secara sistematik. Kerap kali metode yang dipilih lebih dari satu agar memungkinkan uji silang, dan metode ini sudah tentu harus berpijak pada hipotese yang diajukan serta mengarah ke tujuan, dapat diandalkan (reliable), efektif, dan efesiensi.

Adapun variable-variable yang ditentukan boleh jadi berhubungan serta kausal-horerensi, yakni hubungan sebab-akibat, yang dalam hal ini kita bedakan variable gayut atau tergantung atau idependent dari variable bebas atau idependent, yang menentukan nilai variable dependent itu. Di samping yang berhubungan secara kausal koherensi boleh jadi variable-variable itu berhubungan secara korelatif-korespondensi, yang dalam hal ini nantinya akan dilakukan analisa varian dan penentuan koefisien korelasinya untuk memberi ukuran kadar korelasinya.Data yang direncanakan akan diambil boleh  jadi berupa hasil  yang harus diverifikasi kebenaranya secara empirik.


Penyusunan Laporan

Seluruh proses penelitian, lebih-lebih pembahasan hasilnya serta kesimpulan yang ditarik, akan lalu didokumentasikan, diinformasikan, dikomunikasikan, dan dipertanggunjawabkan, dalam bentuk laporan. Laporan penelitian itu meskipun ringkas-padat, tanpa basa-basi, namun lengkap, rinci, detail, sistematis, utuh, dan analitik.

Laporan penelitian adalah suatu karya tulis ilmiah, sehingga memenuhi syarat ringkas, padat, jelas, komprehensif, dan analitik, tidak mengandung basa-basi maupun ungkapan-ungkapan emosional yan non ilmiah itu, namun tidak meninggalkan etika ilmiah yang dengan menyebutkan nara sumber dan referensi serta ungkapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penelitian dan menentukan keberhasilan penelitian. Kecuali itu demi etika, sebutan saya diganti dengan sebutan kami dengan menyadari bahwa penelitian itu selalu melibatkan sejumlah orang secara koopertif.

Laporan penelitian, disusun secara runtut menurutkan kelaziman meskipun tidak harus terikat pada kaidah-kaidah tertentu. Tetapi dibedakan berbagai-bagai format karya tulis yang berupa internal/technical report, makalah untuk diterbitkan, makalah untuk seminar dan pertemuan ilmiah lainnya, skripsi, thesis, serta disertasi. Secara umum, dalam penulisan laporan penelitian ataupun karya tulis ilmiah umumnya, terdapat pola umum yakni dengan urutan bab-bab yang dimulai dengan pendahuluan yan antara lain memuat tujuan, motif, kronologi penelitian sejenis yang telah mendahuluinya, lalu diikuti dengan pembicaraan teori di bab berikutnya, yan disusul tentang metodologi, kemudian di teruskan dengan bab pelaksanaan, serta diakhiri dengan bab pembahasan dan kesimpulan, dan ditutup dengan ucapa terima kasih dan daftar pustaka.

Pada dasarnya bab pendahuluan merupakan introduksi atau perkenalan akan seluk beluk penelitianya, sedangkan dalam bab teori berikutnyam dikemukakan latar belakang teori yang melandasi serta dikemukakan hipotese yang dijabarkan dari teori itu secara deduktif analitik. Adapun bab Metodologi, menguraikan metodenya, jenis alat-alatnya, variabel-variabelnya, dan cara analisanya. Untuk makalah yang hendak diterbikan di majalah atau dipresentasikan atau disajikan dalam bentuk seminar/simponsium/koferensi, sebelum bab pendahuluan, tepat dibawah judul, lazim dituliskan abstrak yang secara amat singkat memuat garis besar tujauan metode serta hasil penelitian untuk memberikan pandangan sekilas tetapi menyeluruh, dengan kalimat-kalimat pasif yaitu dengan awalan di pada kata kerjanya.

Untuk Skripsi,thesis,dan disertasi, disamping abstark, kerapkali dibutuhkan intisari atau ringkasan atu ikhitiar, yang dibukukan secara terpisah. Penelitian khusus yang melengkapi atupun merupakan bagian dari keseluruhan penelitian terprogram, dilaporkan sebagai ''internal report'' atau ''technical report'' yang tidak akan dipublikasikan resmi, dengan format yang tidak terlalu formal, singkat, lebih spesifik dan lebih detail, yang meskipun tidak perlu mengandung uraian teoritis, maupun pembahasan yang kompreshesif, namun pembahasanya mendalam dan mendetai.








Dipulish Oleh Erwin Gea
kutipan'' kegagalanmu awal dari perjuangan lebihmu, berikan energi pada sesuatu jangan hanya usaha''

 

Minggu, 01 April 2018

Epistemologi, Ontologi dan Kosmologi

EPISTEMOLOGI, ONTOLOGI, DAN KOSMOLOGI
 erwingea_pendfis16'_fsmuksw

Tentang segala sesuatu, kita perlu ingin mengetahui bagaimana dan mengapa itu terjadi ataupun ada, serta apakah itu sebenarnya Epistemologi dan ontologi adalah cabang ilmu filsafat yang membahas hal-hal tersebut. Bagaimana apa yang kita ketahui itu menyangkut ruang, waktu dan materi alam raya. Cabang ilmu filsafat yang membahas hal-hal tersebut disebut Kosmologi.
  • Epistemologi
Epistemologi selaku cabang ilmu filsafat tentang pengetahuan mencoba memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula pengetahuan, perilah mengetahui, mengenai cara mengetahui atau memperoleh pengetahuan, dan bagaimana menguji kebenaran pengetahuan. Pengetahuan adalah informasi atau ide, yang telah diterima sebagai fakta yang benar, di mana ide itu diperoleh melalui penginderaan atau kegiatan empirik secara langsung, ataupun melalui penalaran rasional terhadap ide-ide yang telah ada dialam pikiran manusia.

Yang menekankan kegiatan empirik dikatakan menganut paham empirisme, sedangkan yang mengandalkan penalaran rasionalisme dikatakan mengatut paham rasionalisme. Pengetahuan yang diperoleh langsung dari kegiatan empirik disebut pengetahuan objektif atau induktif, dan bersifat a posteriori. Sedangkan yang diperoleh dari penalaran disebut pengetahuan subjektif atau deduktif, dan bersifat a priori. Pengetahuan deduktif itu antara lain berdasarkan kaidah hubungan ataupun korelasi antara ide-ide yang dapat berupa koherensi, korespondensi, interaksi dan sebab-akibat.

Di samping itu, pengetahuan dapat diperoleh dengan intuisi, yaitu dengan serta merta tanpa penalaran yang logis, berdasarkan pengalaman empiri atau kesan-kesan dari fakta-fakta empiri. Sudah tentu pengentahuan intuitif demikian bersifat a priori dan kebenarannya tidak meyakinkan, namun demikian sangat berguna dalam mengembangkan pengetahuan karena berguna untuk memandu atau membimbing proses pemikiran serta penelitian. Makin banyak pengalaman empiri, makin tajam intuisinya dan makin cerdas berpikirnya dan makin cepat mengembangkan pengetahuannya.

Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, dirumuskan teori-teori yang dihasilkan  dari kegiatan-kegiatan penelitian yang menerapkan metode ilmiah. Teori-teori ataupun hukum-hukum itu merupakan kristalisasi pengetahuan dan menjadi tumpuan pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut. Teori itu berdaya guna kalau dari padanya dapat dijabarkan hipotesa-hipotesa yang hendak diverifikasi kebenarannya dalam proses metode ilmiah.

Adapun fakta-fakta empiri yakni yang lazim disebu obserable atau yang teramati, akan bermakna dalam membentuk ide atau konsep hanya kalau bersifat unik yaitu terpastikan, misalnya kalau fakta-fakta itu terdistribusi secara statistik, maka sesungguhnya bermakna ialah rata-rata.

  • Ontologi  
Pembahasan tentang hakekat keberadaan segala sesuatu adalah yang paling hakiki dan paling awal, dan dikenal sebagai ontologi. Thales (624-547 SM) adalah filsuf Yunani paling awal dan mula-mula mengupas masalah ontologi ini. Menurutnya, semua benda itu berasal dari air, yang kenyataanya memang terdapat dimana-mana, dan air dikatakan sebagai substansi yang paling hakiki yang menyusun semua benda di alam.

Istilah Ontologi selaku cabang metafisika, di samping kosmologi, diperkenalkan oleh Christian Van Wolf (1679-1754). Pengetahuan yang paling awal adalah mengetahui suatu keberadaan. Sesuatu dikatakan keberadaan bila mana memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri atau identitas tertentu secara pasti langsung diketahui. Berdasarkan inilah maka kita boleh mengatakan bahwa elektron tidak berkeberadaan secara ontologis. Namun ini tidak berarti bahwa elektron itu tidak ada. Keberadaan elektron dapat diterangkan dengan atau dipakai untuk menerangkan gejala fisika atoom dan fisika nuklir. Maka dikatakan keberadaan elektron itu dibenarkan secara epistemologi, pragmatis, dan metodologis. Adapun keberadaan Tuhan tidak dapat dinyatakan secara Ontologi maupun secara Epistemologi,, melainkan diyakinin secara iman bagi yang bergama.

  • Kosmologi
 Kalau Ontologi membahas keberadaan segala sesuatu di dunia kehidupan manusia, maka kosmologi membicarakan hakekat keberadaan segala sesuatu di alam raya secara umum. Pada hakekatnya substansi dasar pengetahuan alami adalah materi atau keberadaaan, ruang dan waktu. Kalau Ontologi lebih ditekankan pada esensi materi, maka kosmologi lebih berkaitan dengan hakekat ruang dan waktu.

Pemikiran perihal hal semesta, sebenarnya sudah timbul dalam filsafat Yunani kuno dengan filsuf-filsufnya yang terkenal seperti Thales, Anaximander, Aritoteles, dan lainnya. Mereka terkesan akan keteraturan, ketertiban, dan keabadian gerakan benda-benda angkasa, sehingga meyakini akan adanya yang bersifat kekal yang mengendalikan semua gerakan dan perubahan di alam semesta ini, yang kira-kira seperti yang sekarang kita kenal sebagai Tuhan. 

Dalam pandangan pemikir-pemikir di era renaisance seperti misalnya Copernicus, Johan Keppler, Galileo, Isaac Newton, proses alam itu bersifat mekanistik dan determistik yaitu bekepastian. Filsuf-filsuf di jaman modern yang membahas kosmologi lebih mendalam antara lain Arthur Eddington, Bertrand Russel, dan Albert Einstein. 

Kalau materi itu terkuantisasi, maka ruang dan waktuitu bersifat kontinyu. Kalau ruang dan waktu itu dapat dibalik, maka waktu tidak dapat dibalik, artinya proses berlangsungnya dari dahulu kesekarang ke yang akan datang dan seterusnya. Dari sudut dinamika, hingga kini hanya dikenal 3 macam yang menggerakkan materi, yaitu Gaya gravitasi, Gaya elektromagnetik, dan Gaya nuklir. Kalau gaya gravitasi dan elektromagnetik sudah tuntas diketahui, maka gaya nuklir masih diliputi misteri atau kerahasiaan antara lain disebabkan mekanika kuantum yang merupakan satu-satunya alat andalan fisika modern, tidak menjelaskan proses mekanistik-deterministik, sedangkan gaya yang bersangkutan dengan proses mekanistik-determistik.

Di Publish oleh 
Erwin Gea, 

Kutipan '' Jika dulunya filasafat keilmuan tidak dikembangkan maka ,pengetahuan yang sekarang kita tekunin pastinya tidak berharga.


Sabtu, 31 Maret 2018

Makalah Team Teaching


TEAM TEACHING








DISUSUN OLEH :
1.      Erwin Hartaman Gea           (192016008).
2.      Edward Ricard Pasedan      (192016006).
3.      Aprisa Dewi Taungke          (192016005).
4.      Fasula Sekar Meta                (192016002).
5.      Septi Arya Rezkye               (192016001).






Kata Pengantar

            Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya makalah kami ini yang bertajuk pada dunia pendidikan terkhusus bagi para pahlawan tanpa tanda jasa dalam menerapkan proses pembelajaran di ruang kelas dengan berbagai metode. Tidak lupa juga kami ucapkan kepada Bapak Sunardi selaku dosen Matakuliah Umum Bahasa Indonesia yang selalu setia memberikan pemahaman, saran, materi, teori serta bimbingan dalam penyusun makalah ini.

            Dalam makalah yang kami buat ini, berkolerasi dengan displin ilmu yang kami jalani saat ini di Program Study Pendidikan Fisika, Fakultas Sains Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana yang berlandaskan pada Pendidikan. Kami sebagai para pendidik harus bisa mencari metode dalam menerapkan proses pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan TIK diera globalisasi saat ini.

            Judul makalah kami ini adalah team teaching yang penerapan dan implementasinya di ruang kelas, dengan model ini sebagai pengajar bisa menerapkan di dunia kampus dan sekolah-sekolah. Metode mengajar team teaching memberikan keleluasan bagi pengajar dan siswa untuk   saling berkolaborasi dalam proses pengajaran.

            Demikian penulisan makalah kami ini, atas segala kesalahan baik dari dalam maupun dari luar tulisan ini kami mohon maaf, dengan itu juga kami berharap dengan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacaanya. Syaloom dan terima kasih.



                                                                                                                       

                                                                                                                        Penulis


DAFTAR ISI


BAB I

PENDAHULUAN



Dalam proses pembelajaran yang dilakukan di ruang kelas maupun diluar kelas atau dengan kata lain proses belajar formal dan informal semakin hari semakin berkembang. Perkembangan ini, yang menyebabkan semakin kompleks proses pembelajaran dan tingkat kesulitan dalam menemukan metode belajar yang sesuai dengan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), culture kehidupan sekolah dan tingkat pendidikan disuatu Negara. Seorang pendidik (guru) dituntut harus mempunyai kualitas dan metode dalam menyelaraskan proses pembelajaran didalam maupun diluar kelas.
            Salah satu metode pengajaran yang telah dilakukan dan diimplementasikan keterlaksanaanya didunia Pendidikan termasuk sekolah maupun kampus adalah metode mengajar dengan Team teaching. Metode mengajar ini sangat membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran karena Team teaching merupakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang pengajar dalam satu ruangan kelas. Metode Team teaching membantu para guru dalam mengontrol, memberikan, serta berbagi tugas dalam proses pembelajaran dan dari sisi siswanya membantu mereka mencapai proses pembelajaran itu sendiri.
            Team teaching di Indonesia telah diterapkan dan membawa dampak terhadap proses belajar siswa serta keberhasilan dalam belajar. Team teaching membawa dampak bagi Pendidikan di Indonesia karena dengan metode ini diterapkan di sekolah-sekolah maupun di kampus dapat membantu keberhasilan proses mengajar. Berkaca dari hal itu, di Indonesia jumlah siswa dan guru dalam suatu ruangan tidak berimbang, guru dituntut mengajari anak dengan jumlah anak antara 30 sampai 40 anak, tentu dengan permasalahan ini proses belajar tidak berjalan dengan efektif dan membuat guru kewalahan dalam proses mengajar, dari salah satu kasus tersebut team teaching membatu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di ruang kelas.

1.      Apa saja Konsep dan pengertian dari Team teaching?
2.      Apa saja model yang bisa dilakukan dalam penerapan metode mengajar Team teaching?
3.      Apa saja tahapan yang dilakukan dalam metode mengajar Team teaching?
4.      Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Team teaching untuk guru dan siswa?

1.      Pembaca dapat mengerti ensensi dari metode mengajar menggunakan metode Team teaching
2.      Pembaca bisa mendapatkan informasi serta dapat menerapkan kedepanya metode Team teaching.
3.      Pembaca dapat mengetahui kelebihan-kekurangan metode mengajar Team teaching baik dari pihak guru maupun siswa.

BAB II

ISI



Team teaching merupakan suatu strategis pembelajaran yang dilakukan oleh lebih satu orang pengajar   dengan pembagian peran yang jelas dan tanggungjawab dari masing-masing pihak  terlihat secara nyata. Dengan metode Team teaching masing-masing pihak bersama-sama dalam mempersiapakan, melaksanakan serta mengevaluasi hasil belajar yang di tunjukkan kepada peserta didik dan paling terpenting dilaksanakan dalam waktu dan tempat yang sama. Dalam Pelaksanananya team teaching dapat melakukan proses pengajaran dengan metode pengajaran yang telah ditentukan oleh masing-masing pihak seperti metode ceramah, eksperimen atau metode lainnya yang sesuai basic materi yang sedang diajarkan. Pelaksanaan Team teaching ini sangat bermanfaat dan efektif dalam mencapai hasil ouput siswa yang memiliki kapasitas keilmuan dan keahlian yang baik ketika diterapkan secara maksimal.
Secara fundamental konsep team teaching memberikan pengaruh positif kepada pengajar, karena jika kita berkaca dari sisi sosial guru adalah seseorang yang membutuhkan sosial, bantuan orang lain karena semua manusia tidak sempurna, sama halnya dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru bukanlah manusia sempurna yang bisa menguasai seluruh materi untuk itu dengan metode ini membantu para pendidik untuk bisa membagikan tugas masing-masing yang sesuai basic masing-masing.
Menurut Ismail Sukardi Metode mengajar beregu (team teaching) adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas, menurut Inti Yunita dan Maryamah dalam Penerapan Metode Mengajar Beregu (Team teaching) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa mengatakan bahwa dengan  metode team teaching dapat menjadi sebuah inovasi baru dan dapat menjadi sumber serta metode  yang memberikan solusi terhadap berbagai kendala yang di hadapi oleh guru dalam melaksanakan proses mengajar di kelas [1]. Pada Jurnal of Adult Education (Laughlin, Nelson, dan Donaldson, 2011:1) menjabarkan tentang team teaching sebagai sebuah strategi besar untuk menjalankan sistem berpikir siswa, keluarga, dan masyarakat untuk membantu pembelajar menggali berbagai sudut pandang. Peserta dapat menggali berbagai pengetahuan dari instruktur-instruktur yang terampil. Dengan demikian, team teaching ini sesungguhnya memiliki peran yang cukup signifikan dalam pencapaian prestasi belajar dan penguasaan kompetensi keahlian pada mata pelajaran teori kejuruan dan Praktik Kejuruan pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Melalui tim ini, siswa akan memperoleh kompetensi keahlian yang maksimal[2].


Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Team teaching maka, ada beberapan model yang mungkin dilakukan terkait dengan kebutuhan kelas, siswa dan lingkungan sekolah (culture). Beberapa model yang telah disebutkan oleh Seowalni S (2007), Model tersebut terdiri dari :

a.      Semi Team teaching
Dalam semi Teaching ini pengajar mengajar dengan cara sendiri-sendiri tetapi di awal adanya pembuatan rencana Bersama terkait dengan metode dalam pengajaran. Dalam semi Team teaching ada beberapa tipe yang mungkin dilakukan oleh pengajar.
·         Tipe 1 dapat berupa sejumlah guru mengajar mata pelajaran yang sama di kelas yang berbeda tetapi dengan perencanaan dan metode yang telah disepakati Bersama oleh Team.
·         Tipe 2 dapat berupa mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru secara bergantian dengan pembagian tugas, materi, dan evaluasi oleh guru masing-masing atau dengan cara mendesain siswa secara berkelompok.
·         Tipe 3 dapat berupa satu team terdiri dari dua orang atau lebih, waktu kelas sama, pembelajaran mata pelajaran materi tertentu. Perencanaan pelaksanaan dan evaluasi secara Bersama dan sepakat.

b.      Team teaching Penuh
Dalam metode Team teaching penuh yang pelaksanaannya terdiri dari 3 tipe :
·         Pelaksanaan Bersama, dimana pelaksanaan seorang guru sebagai penyaji atau penyampain informasi dan seorangnya sebagai pembimbing diskusi kelompok atau pembimbing latihan individual.
·         Pelaksanaannya adalah anggota Team secara bergantian menyajikan topik atau materi. Diskusi atau tanya jawab di bombing secara Bersama dan saling melengkapi jawaban dari anggota Team.
·         Seorang guru senior menyajikan langkah latihan, observasi, pratek dan informasi seperlunya. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok dipandu seorang guru (tutor, fasilitator atau mediator). Akhir pembelajaran masing-masing kelompok menyajikan laporan (tertulis/lisan) dan ditanggapi Bersama serta disimpulkan Bersama.

Terkait team teaching itu sendiri disebut oleh Marilyn, Alvis, dan Marilyn, 2005, terdapat enam model pembelajaran team teaching yaitu: (1) Team teaching (traditional team teaching). (2) One Teach, One Observe. (3) Station Teaching. (4) Parallel Teaching. (5) Alternate Teaching. (6) One Teach, One Assist (Marilyn, Alvis, dan Marilyn, 2005) [3].


a.      Tahap Awal
·         Penyusunan  RPP
·         Metode Pembelajaran Disusun Bersama Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus disusun bersama oleh team.
·         Partner Team teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran
·         Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas Dalam Team teaching
b.       Tahap Inti
Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu orang sebagai pengawas dan pembantu team. Atau dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.

c.       Tahap Evaluasi
·         Evaluasi Guru
Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner team setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing-masing partner dengan cara memberi kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Dalam hal ini setiap guru yang diberi saran harus menerima dengan baik saran-saran tersebut, karena hakekatnya itulah kelebihan dari team teaching. Evaluasi sebisa mungkin  dilakukan di luar ruang kelas, ini dilakukan untuk menjaga image masing-masing guru dihadapan siswa.
·         Evaluasi Siswa
Evaluasi siswa dalam hal ini mencakup pembuatan soal evaluasi atau lebih dikenal sebagai lembaran kuesioner. Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah dalam evaluasi siswa, guru juga diharuskan merencanakan metode evaluasi. Perencanaan metode evaluasi siswa ini di dalamnya mencakup pembagian peran dan tanggung jawab setiap guru Team teaching.

Dalam Penerapan Team teaching ini ada dua pihak yang menjadi sasaran utama yaitu pihak pengajar dan pihak siswa, berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan Team teaching.

a.      Bagi Pengajar
Kelebihan :
·         Mengantisipasi kelebihan jam kerja guru dalam mengajar.
·         Membantu guru dalam pembagian tugas sesuai basic masing-masing.
·         Menampung guru yang sudah berlebihan
Kekurangan :
·         Tidak semua guru bisa berkolaborasi dalam Team teaching.




b.      Bagi Siswa
Kelebihan :
·         Opsi mencari informasi/bertanya dari pihak guru banyak.
·         Proses pembelajaran efektif bagi siswa.
·         Membantu siswa terhindar dari kekosong materi untuk mata pelajaran tertentu.
Kelemahan :
·         Siswa di hadapkan dengan dua sisi orang yang berbeda terkait dalam         menyelaraskan informasi dari guru A ke B.
·         Siswa dihadapkan biaya mahal, karena lebih satu orang pengajaran.





BAB III
            Team teaching merupakan metode pengajaran yang akhir-akhir ini diterapkan di Indonesia, dengan metode mengajar Team teaching dapat memberikan beberapa keuntungan bagi para pengajar dan siswa, selain hal itu metode mengajar Team teaching dapat juga memberikan cukup berhasil diterapkan di Indonesia dilihat dari tingkat pembelajaran siswa yang meningkat serta antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu juga Team teaching dapat memberikan manfaat bagi para pendidik untuk diberikan peluang kerja.

Jika seseorang menerapkan metode mengajar Team teaching, pengajar tersebut harus memperhatikan culture sekolah.


Referensi

Jurnal
Inti Yunita, Maryamah. 2016. Penerapan Metode Mengajar Beregu (Team teaching) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran SKI di MI Muhammadiyah Ulak Lebar Kecamatan Ulu Ogan Kabupaten OKU. Jurnal ilmiah PGMI. 2 (1): 95-106.
Esti Retnoningsih, Zainal Arifin.2016. Manajeman Team teaching mata Pelajaran keguruan di SMK 1 Gombong dan SMKN 1 Puring. Jurnal ilmu penelitian. 9 (2): 132-140
Supahar. 2009. Team teaching dalam sebuah strategi untuk membangun learning community. 8-13.
internet
Yulianto, Joko. 2011. Metode Team Teaching. https://pandidikan.blogspot.co.id/2011/06/metode-team-teaching.html. Diakses pada 21 Maret 2018.
Ghea, Erwin. 2018. Team Teaching. http://sciencealam.blogspot.co.id/2018/02/team-teaching.html. Diakses pada 21 Maret 2018.




Dipublis oleh Erwin gea

 '' Sikap diam tidaklah menjadi pilihan buat kamu yang termenung, tetapi sikap semangat akan membukakan pintu yang belum terbuka ''